Senin, 25 Juli 2011

ANALGETIKA

Analgetik atau obat pengahalang nyeri adalah Zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Nyeri adalah perasaan tidak menyenangkan yang dirasakan oleh penderita, sehingga keluhan tersebut merupakan tanda dan gejala yang tidak terlalu sulit dikenali secara klinis namun penyebabnya bervariasi. 

Berdasarkan lokasi asalnya, nyeri dapat dikatagorikan menjadi beberapa kelas yaitu:
  1. Nyeri somatik adalah nyeri yang berlokasi di sekitar otot atau kulit, umumnya berada di permukaan tubuh.
  2. Nyeri viseral adalah nyeri yang terjadi di dalam rongga dada atau rongga perut.
  3. Nyeri neuropatik terjadi pada saluran saraf sensorik
Obat analgetik tanpa resep umumnya sangat efektif untuk mengatasi nyeri ringan sampai sedang untuk jenis nyeri somatik pada kulit, otot, lutut, rematik, dan pada jaringan lunak lainnya, serta pada nyeri haid dan sakit kepala. Tetapi obat ini tidak begitu efektif untuk nyeri viseral.
Obat analgetika tanpa resep biasanya digunakan untuk nyeri akut dan sering juga digunakan untuk terapi tambahan pada penyakit-penyakit kronik yang diikuti rasa nyeri. Namun belum terbukti bahwa obat ini bisa menyembuhkan nyeri neuropatik.

Ada tiga kelas analgetik tanpa resep yang saat ini tersedia di pasaran, yaitu:
  • golongan parasetamol
  • golongan salisilat meliputi aspirin/asetilsalisilat, atrium salisilat, magnesium salisilat, cholin salisilat
  • golongan turunan asam propionat seperti ibuprofen, naproxen, dan ketoprofen.
Karena memiliki sifat farmakologis yang mirip, golongan salisilat dan turunan asam propionat digolongkan sebagai obat anti inflamasi non-steroid (AINS). Obat-obat ini tersedia dalam berbagai merek, termasuk sebagai obat generik, dan sering dikombinasikan dengan obat atau bahan tambahan seperti kafein. Obat-obat ini juga banyak dijumpai dalam komposisi obat-obat batuk, pilek dan flu.
Obat-obat AINS memiliki sifat analgetika (penghilang nyeri), antipiretika (turun panas), dan antiinflamasi (anti bengkak/radang). Dengan dosis yang berbeda, dapat diperoleh efek yang berbeda. Dosis untuk efek analgetika biasanya lebih rendah dibanding untuk antiinflamasi.

Analgetik non-opiod (perifer)

Semua analgetik non-opiod (kecuali asetaminofen) merupakan obat anti peradangan non-steroid (NSAID, nonsteroidal anti-inflammatory drug). 

Obat-obat ini bekerja melalui 2 cara:
  1. Mempengaruhi sistem prostaglandin, yaitu suatu sistem yang bertanggungjawab terhadap timbulnya rasa nyeri.
  2. Mengurangi peradangan, pembengkakan dan iritasi yang seringkali terjadi di sekitar luka dan memperburuk rasa nyeri
 Obat analgetik non-opiod digunakan untuk :
  • Meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa mempengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran juga tidak menimbulkan ketagihan
  • Diberikan untuk nyeri ringan sampai sedang : nyeri kepala, gigi, otot atau sendi, perut, nyeri haid, nyeri akibat benturan
 Berdasarkan derivatnya, analgetik non-opiod dibedakan atas 8 kelompok yaitu :
  • Derivat paraaminofenol : Parasetamol
  • Derivat Asam Salisilat : asetosal, salisilamid dan benorilat
  • Derivat asam propionat : ibuprofen, ketoprofen
  • Derivat Asam fenamat : asam mefenamat
  • Derivat asam fenilasetat : diklofenak
  • Derivat asam asetat indol : indometasin
  • Derivat pirazolon : fenilbutazon
  • Derivat oksikam : piroksikam
Parasetamol
  • Merupakan penghambat prostaglandin yang lemah.
  • Parasetamol mempunyai efek analgetik dan antipiretik, tetapi kemampuan antiinflamasinya sangat lemah
Asetosal (Aspirin)
  • Mempunyai efek analgetik, anitipiretik, dan antiinflamasi.
  • Efek samping utama : perpanjangan masa perdarahan, hepatotoksik (dosis besar) dan iritasi lambung.
  • Diindikasikan pada demam, nyeri tidak spesifik seperti sakit kepala, nyeri otot dan sendi (artritis rematoid).
  • Aspirin juga digunakan untuk pencegahan terjadinya trombus (bekuan darah) pada pembuluh darah koroner jantung dan pembuluh darah otak
    Efek samping
    Efek samping yang sering timbul pada analgetik non-opiod dikelompokkan sebagai berikut :
  • Gangguan lambung-usus (asetosal, ibuprofen, metamizol)
  • Kerusakan darah (parasetamol, asetosal,mefenaminat, metamizol)
  • Kerusakan hati dan ginjal (parasetamol dan ibuprofen)
  • Alergi kulit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut